Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Pengembangan Agroindustri di Kabupaten Limapuluh Kota

rini hakimi, Melinda Noer, Nofialdi Nofialdi, Hasnah Hasnah

Abstract


Industri makanan sebagai salah satu kelompok industri yang mengolah hasil pertanian (agroindustri) berperan besar dalam pengembangan wilayah yang terlihat dari kontribusinya  terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja.  Pengembangan agroindustri melibatkan lembaga yang ada pada suatu wilayah, baik lembaga formal maupun lembaga informal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lembaga formal dan lembaga informal dalam pengembangan agroindustri ubi kayu.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dan informasi pada penelitian ini diperoleh dari studi literatur, observasi, wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) yang digunakan untuk analisis deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lembaga formal yang berperan dalam pengembangan agroindustri adalah satuan perangkat daerah atau pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga formal yang langsung dibawah kementerian dan lembaga  formal lainnya.  Lembaga informal yang berperan dalam pengembangan agroindustri olahan ubi adalah petani, pemilik lahan, industri olahan ubi, pedagang, konsumen, lembaga keuangan tradisional dan Kerapatan Adat Nagari (KAN).  Peran lembaga formal dan informal diantaranya sebagai katalisator, fasilitator, regulator, perencana, inovator, penyedia jasa keuangan, kreditur, penjual dan pembeli.  Namun peran tersebut harus ditunjang dengan sosialisasi dan koordinasi melalui interaksi yang aktif dalam sebuah jaringan diantara lembaga agar pengembangan agroindustri dapat terwujud

Keywords


agroindustri, olahan ubi kayu, lembaga, formal, informal

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik. (2017). Provinsi Sumatera Barat dalam Angka 2017. Padang, Sumatera Barat.: Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Sumatera Barat.

Berelson, B., & Steiner, G. A. (1964). Human Behavior: An Inventory Of Scientific Findings. New York: Harcourt, Brace and World, Inc.

BPS Kabupaten Lima Puluh Kota. (2017). Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka. Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota.

Chandra, P. (2014). Networks of Small Producers for Technological Innovation : Some Models. In R. Subramanian, M. Rahe, V. Nagadevara, & C. Jayachandran (Eds.), Rethinking Innovation : Global Perspective. India: Routledge.

Depperindag. (2001). Industri dan Perdagangan Sumatera Barat Dalam Angka. . Padang: Depperindag Propinsi Sumatera Barat. .

Harisudin , M. (2013). Pemetaan Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Tempe Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23 (2), 120-128 (2013).

Hasan, M. I. (2002). Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasibuan, A. M., Listyati, D., & Pranowo, D. (2013). Studi Model Kelembagaan Dalam Sistem Agribisnis Karet SIRINOV, Vol 1, No 2, Agustus 2013 ( Hal : 89 – 97).

Ikatrinasari, Z. F., Maarif, S., Sa’id, E. G., Bantacut, T., & Munandar, A. (2009). Model Pemilihan Kelembagaan Agropolitan Berbasis Agroindustri dengan Analytical Network Process Jurnal Teknologi Industri Pertanian, Vol. 19 (3), 130-137

Junaidi. (2014). Potensi Klaster Agroindustri Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, Vol. 2 No. 1, Juli-September 2014. Retrieved from

Kamus Bahasa Indonesia. (2016). Kamus Bahasa Indonesia Online. www.KamusBahasaIndonesia.org

Karantininis, K., Sauer, J., & Furtan, W. H. (2010). Innovation and integration in the agri-food industry. Food Policy, 35(2), 112-120.

Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lestari, E. P. (2010). Penguatan Ekonomi Industri Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster Industri. Jurnal Organisasi dan Manajemen,, Volume 6, Nomor 2, September 2010, , 146-157.

Ministry of Industry. (2016). Integrated Agro-Iindustrial Park in Ethiopia. Retrieved from Vienna, Austria:

Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasrul, W. (2013). Peran Kelembagaan Lokal Adat Dalam Pembangunan Desa. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 14, Nomor 1, Juni 2013, , 102-109

Noer, M. (2006). Pembangunan Berbasis Kelembagaan Adat: Sebuah Alternatif Pembelajaran Dari Kasus Kinerja Kelembagaan Nagari Dalam Perencanaan Wilayah Di Propinsi Sumatera Barat. MIMBAR Jurnal Sosial dan Pembangunan, Volume 22, No. 2, hal: 234-257.

North, D. C. (1990). Institutions, Institutional Change and Economic Performance. New York: Cambridge University Press.

Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor : 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005-2025 (2011).

Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari, (2007).

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Purnomo, D., Pujianto, T., & Efendi, N. (2015). Unpad – Ibu Popon Collaboration; A Best Practice in Sustainable Assistance Model for Social Entrepreneurship in Agro-industrial Based SME's. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 3, 206-210.

Rangarajan. (1982). Agricultural Growth and Industrial Performance in India. Research Report 33. Retrieved from Washington DC:

Rao, K. L. (2006). Agro-industrial Parks : Experience from India Rome, Italy: Food And Agriculture Organization Of The United Nations.

Ririh, K. R., Anggrahini, D., & Amalia. (2011). Strategi Kebijakan Pengembangan Dan Pembinaan Ikm Konveksi Sebagai Salah Satu Industri Kecil Menengah Di Indonesia J@TI Undip,, Vol VI, No 3, September 2011

Scott, R. W. (2008). Institutions and Organizations: Ideas an Interest. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore: Sage Publication.

Sholahuddin, A. (2001). Analisis Kelembagaan Pengembangan Agroindustri (Studi Kasus Kabupaten Tebo, Jambi). Jurnal Ilmiah Kesatuan, Vol 3, No 1, April 2001

Soekartawi. (2001). Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Soekartawi. (2000). Pengantar Agroindustri. . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Supriyati, Setiyanto, A., Suryani, E., & Tarigan, H. (2006). Analisis Peningkatan Nilai Tambah Melalui Pengembangan Agroindustri Retrieved from Bogor:

Supriyati, & Suryani, E. (2006). Peranan, Peluang Dan Kendala Pengembangan Agroindustri Di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi., Volume 24 No. 2, Desember 2006 92 - 106.

Suradisastra, K., Dariah, A., & Suherman. (2013). Peran Lembaga Adat Kerapatan Adat Nagari dalam Mekanisme Alih Informasi Pertanian di Sumatera Barat. In M. Ariani, K. Suradisastra, N. S. Saad, R. Hendayana, H. Soeparno, & E. Pasandaran (Eds.), Diversifikasi Pangan dan Transformasi Pembangunan Pertanian. Jakarta: IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.

Suroso, J. S. (2015). Strengthening Of Innovation Network to Improve the Regional Competitiveness towards Social Transformation (Case Study in Cimahi). Procedia Computer Science 59 ( 2015 ) 382 – 391.

Suryaningrat, I. B., Amilia, W., & Choiron, M. (2015). Current Condition of Agroindustrial Supply Chain of Cassava Products: A Case Survey of East Java, Indonesia. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 3, 137-142.

Susilowati, S. H., Sinaga, B. M., Wilson, Limbong, H., & Erwidodo. (2007). Dampak Kebijakan Ekonomi Di Sektor Agroindustri Terhadap Distribusi Pendapatan Sektoral, Tenaga Kerja Dan Rumahtangga Di Indonesia: Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No 1, 11-36.

Syahyuti. (2004). Model kelembagaan penunjang pengembangan pertanian di lahan lebak. Paper presented at the Banjarbaru, Disampaikan dalam Workshop Nasional Pengembangan Lahan Rawa Lebak, Balittra, 11 - 12 Oktober 2004.

Syahyuti. (2011). Gampang-Gampang Susah Mengorganisasikan Petani: Kajian Teori dan Praktek Sosiologi Lembaga dan Organisasi. Bogor: IPB Press.

Thoha, M. (1993). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Press.

Uphoff, N., & Buck, L. (2006). Strengthening Rural Local Institutional Capacities For Sustainable Livelihoods And Equitable Development. Retrieved from Washington DC

Uphoff, N. T. (1986). Local Institutional Development : An Analytical Sourcebook With Cases. United States of America: Kumarian Press




DOI: https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2019.003.03.7

Refbacks

  • There are currently no refbacks.