Kajian Permintaan dan Penawaran Jahe di Masa Pandemi Covid 19

Authors

  • Retna Dewi Lestari Universitas Duta Bangsa Surakarta
  • Umi Hanifah
  • Dhea , Ayu Resky
  • Rahajeng Risma

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2022.006.03.29

Keywords:

Ginger, Demand, Supply, Forecasting, Covid 19

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, memberikan dampak bagi kehidupan perekonomian masyarakat. Salah satu fenomena yang muncul adalah fenomena “panic buying†pada produk-produk yang berkaitan dengan peningkatan imun dan kelengkapan penerapan protokol kesehatan Covid 19 seperti pembelian masker, hand sanitizer, dan pembelian produk-produk herbal. Jahe merupakan salah satu komoditas yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Pengetahuan ini menyebabkan konsumen melakukan tindakan panic buying terhadap komoditas jahe, sehingga menyebabkan permintaan jahe tinggi dan harga jahe menjadi tidak stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui permintaan dan penawaran jahe selama masa pandemi covid 19 dan peramalan jumlah permintaan dan penawaran jahe selama masa pandemi covid 19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permintaan jahe pada awal pandemi yaitu bulan Maret 2020 meningkat dibandingkan bulan Februari, yang mana pada bulan Februari 2020 belum ditemukan kasus terkonfirmasi positif di Indonesia. Dalam kurun waktu dari bulan Maret sampai dengan bulan November 2020 permintaan jahe cenderung tinggi dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya pandemi Covid 19. Penawaran jahe pada saat pandemi meningkat dibandingkan pada saat sebelum pandemi. Penawaran jahe tertinggi pada bulan April 2020 yaitu sebesar 17.489.629 kg atau 17.490 ton. Hasil peramalan permintaan jahe dengan menggunakan metode Linear Line Trend Model selama 15 bulan, jika dirata-rata besaranya adalah 17.399.244 kg atau sebesar 17.399 ton.Hasil peramalan penawaran jahe di Indonesia dengan metode Naïve pada periode selanjutnya adalah sebesar 16.944.370 kg atau sebesar 16.944 ton.

References

BPS. 2021. Statistik Hortikultura dan Data Dinamis Komoditas Biofarmaka Tahun 2020.

Basis Data Ekspor Impor. 2021. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Hapsoh, Hasanah, Y., & Julianti, E. (2010). Budidaya dan Teknologi Pasca Panen Jahe. In USU Press medan (Vol. 3).

Lusiana, A., & Yuliarty, P. (2020). PENERAPAN METODE PERAMALAN (FORECASTING) PADA PERMINTAAN ATAP di PT X. Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri, 10(1), 11–20. https://doi.org/10.36040/industri.v10i1.2530

Nuhung, I. A. (2013). Strategi Pengendalian Impor Hortikultura. Agribusiness Journal, 7(2), 173–188. https://doi.org/10.15408/aj.v7i2.5177

Nurlila, R. U., & La Fua, J. (2020). Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh di Era Pandemi Covid- 19 di Kelurahan Kadia Kota Kendari. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 1(2), 54–61. https://doi.org/10.35311/jmpm.v1i2.12

Rosadi, Amalia Nur Milla, R. S. (2020). Analisis Pendapatan Usahatani Jahe Gajah Di Kelompok Tani Ridomanah Xiib, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Journal of Agribusiness and Agrotechnology, 1, 69–78.

Simatupang, P., & Maulana, M. (2010). Prospek Penawaran dan Permintaan Pangan Utama : Analisis Masalah , Kendala dan Opsi Kebijakan Revitalisasi Produksi. 48. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_PST_06.pdf

Wijaya, D. P., Untari, B., & Agustiarini, V. (2020). Sosialisasi Upaya Peningkatan Imunitas Tubuh Dan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Minuman Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Pulau Semambu Inderalaya. Jurnal Pengabdian Sriwijaya, september, 1192–1197.

Downloads

Published

2022-07-12

Issue

Section

Articles