Analisis Risiko Produksi Usahatani Bawang Merah di Desa Petak Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk

Authors

  • Muhammad Rizal Ghozali Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
  • Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2019.003.02.7

Keywords:

Risiko Produksi, Off-season, Just and Pope

Abstract

Petani bawang merah di Desa Petak sebagian besar melakukan usahatani bawang merah diluar musimnya atau off-season. Usahatani bawang merah yang dilakukan saat diluar musimnya atau off-season tidak akan memperoleh hasil maksimal karena kondisi cuaca dan iklim tidak mendukung pertumbuhan, sehingga memungkinkan hasil produksi bawang merah yang dihasilkan rendah. Rendahnya produksi tersebut disebabkan karena adanya risiko yang dihadapi petani bawang merah di Desa Petak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber risiko produksi di Desa Petak, tingkat risiko produksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi usahatani bawang merah diluar musim atau off-season  di Desa Petak. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive methods). Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Populasi petani bawang merah saat off-season adalah sebesar 52 dengan sampel 46. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan yaitu analisis risiko secara deskriptif, analisis variance, coefficient variation, standard deviation, peta risiko, dan Analisis model Just and Pope  serta analisis regresi model Cobb-Douglas. Sumber risiko produksi usahatani bawang merah di Desa Petak Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk adalah cuaca dan iklim, hama dan penyakit, kualitas benih bawang merah, kesuburan lahan usahatani, dan sumber daya manusia atau petani yang melakukan proses budidaya bawang merah. Tingkat risiko produksi usahatani bawang merah saat off-season di Desa Petak berdasarkan nilai variance sebesar 2,10, standard deviation 1,45, dan coefficient variation 1,01 maka risiko produksi usahatani bawang merah dihadapi petani adalah tinggi, sedangkan berdasarkan peta risiko produksi menunjukkan risiko produksi bawang merah yang dihadapi petani berada pada orange area sehingga termasuk dalam kategori risiko tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi usahatani bawang merah diluar musim atau off-season di Desa Petak adalah faktor pestisida cair, sedangkan faktor benih, pupuk, pestisida padat dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap risiko produksi bawang merah.

References

Asche, F., dan R. Tveteras. 1999. Modeling Production Risk with a Two-Step Procedure. Journal of Agriculture and Resource Economics, 24(2): 424-439.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2015. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Timur. [serial online]. https://batukota.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20150813013556.pdf. [2 Oktober 2017].

Fauzan. 2016. Pendapatan, Risiko, dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul. Jurnal AGRARIS, 2(2): 107-117.

Fauziyah, E. 2011. Manajemen Risiko Pada Usahatani Padi Sebagai Salah Satu Upaya dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus di Desa Telang Kecamatan Kamal). Bangkalan: Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.

Kementerian Pertanian RI. 2017. Produksi Bawang Merah di Indonesia Menurut Provinsi tahun 2010-2016. [serial online]. http://www.pertanian.go.id. [2 Oktober 2017].

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Pranata A., dan Umam A. T. 2015. Pengaruh Harga Bawang Merah Terhadap Produksi Bawang Merah Di Jawa Tengah. JEJAK, 8 (1): 1-88.

Ristic, D. 2013. A Tool For Risk Assessment. Safety Engineering, 3(3): 121-127.

Sutarya, R., G. Grubben, H. Sutarno. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Malang: Gadjah Mada University Press.

Downloads

Published

2019-03-09

Issue

Section

Articles